Sunday, July 27, 2008

Warung Mie

Salah satu jam dinding di rumah makan ini menggoda perhatianku. Tidak seperti satunya yang menjengkelkan (mbelgedes; bergambar logo trondolo salah satu operator telepon), jam dinding imut ini bergambar sayur-sayuran. Ada wortel, sawi, kol dsb. Cocok sekali dengan makanan yang aku pesan; Cap cay.

Tapi bukan itu yang membuatku tergoda untuk terus memandanginya. Bukan itu. Tapi nanti dulu. Ada sesuatu yang lebih menarik tentang rumah makan ini yang akan aku ceritakan terlebih dahulu.

Dari segi menu, kata temanku (yang merekomendasikan aku untuk makan disini), tak peduli musim berganti, dari tahun ke tahun, ya hanya itu-itu saja; Nasi Goreng, Bakmi Goreng, Bakmi kuah dan Cap cay.

Sebentar, Go cap artinya limapuluh. Terjemahan bebas cap cay itu kan 10 ingredients ya? biar saya hitung dulu; Wortel ada. Kol ada. Sawi hadir. Telur juga ada. Tomat? Siapa bisa lupa? iblis inilah yang bikin ilatku mlocot karena ku embat duluan. Brocoli ada juga. Bakso? absen, tapi suwiran daging ayam ada.
Kalau ditambah dua sayuran ijo-ijo yang – maaf – aku nggak tahu namanya, kok baru sembilan ya? Apa aku salah hitung? Eit!? Kok malah jadi Pak Bondan. Fokus,fokus. Kembali ke lap…top.

Ragam minuman yang ditawarkan juga hanya jeruk dan teh beserta derivatif-nya; teh es manis, teh es tawar, teh manis anget, teh tawar anget, es jeruk, dan seterusnya. Jadi jangan nekat pesan ice caramel machiato ya? Bisa-bisa, minum sepuluh kilo panadol pun tidak akan bisa mengobati pusing pelayannya..he..he..he

Desain interiornya apalagi. Najis surajis dengkulmu mlocot. Tiga perempat dindingnya ditempeli flyer dan barang-barang pemberian untuk promosi. Tak ubahnya iklan baris atau manasuka siaran niaga. Nempelnya asal-asalan pula.

Disamping jam mbelgedes tadi, ada iklan badut, flyer kalung biosfir, kalender promosi produk pompa, dan kalender lain dengan desain pasaran (Kalender dengan tulisan besar mencolok nama suatu toko plus gambar-gambar artis kuru kemayu binti anorexsia).

Pertanyaan pentingnya adalah mengapa dengan menu terbatas dan desain interior yang bagiku sudah termasuk “melakukan perbuatan tidak menyenangkan” itu orang-orang masih banyak yang rela antri untuk makan disini?

Kalau alasanku bukan karena rasanya. Aku biasa makan kalau sudah lapar jadi apapun yang aku makan akan terasa enak. Aku lebih menikmati atraksi bapak penjualnya yang seperti menari kalau menggoreng atau menyiapkan makanan. Menyenangkan sekali melihat orang yang melakukan sesuatu dengan asyik dan sepenuh hati. Aku tambah kagum padanya mendengar penjelasan pelayannya mengapa begitu adzan maghrib selesai kok dia pergi.
“ Bapak sembahyang dulu pak “ kata pelayannya.

Deg! Aku merasa kecil dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dia. Mekipun tidak berbaju koko atau berpeci haji, tapi teladan perbuatannya membekas di hatiku. Dia lebih mementingkan perbuatan dari pada atribut. Bukan sebaliknya. Sebenarnya aku sudah bisa menebak, karena di rumah makannya terdengar lagu-lagu religius dari suatu stasiun radio FM.

First come first served juga diterapkan. Harganya (relatif) tidak mahal dan untuk minumannya tidak harus menunggu lama karena sudah disiapkan. Tinggal tambah air dan aduk saja. Pelayanannya yang baik bisa “menghapus dosa” desain interior rumah makannya.

Sekarang waktunya aku mengaku mengapa aku tergoda jam dinding bergambar sayuran itu. It’s time to reveal the secret. Aku tergoda karena dia berbeda dengan yang lain.

Tentu kita sering denger imponderables (pertanyaan-pertanyaan tentang misteri-misteri ringan yang mengusik perhatian kita) yang salah satunya adalah: Why do clocks run clockwise?
Nah. Imponderable diatas pastilah tidak akan ada kalau banyak dibuat juga jam seperti ini.

Betul. Sebuah jam yang jarum-jarum penunjuk waktunya berputar kebalikannya dengan kebanyakan jam-jam yang ada. Urutan angka-angkanya pun demikian. Bukan 12-1-2-3 dan seterusnya sampai 11, tetapi 12-11-10-9 dan seterusnya sampai 1.

Meskipun caranya berbeda dengan yang “normal” dan mayoritas. Meskipun tidak lazim. Tetapi dia tetaplah jam yang tidak henti-hentinya mengingatkan kita betapa sangat berharganya waktu. Sesuatu yang sangat jarang kita sadari.

Hayat
Penikmat seni dan sayur asem.